BIDADARI HOTEL BENGKULU

BIDADARI HOTEL BENGKULU

Senin, 05 Juli 2010

Panorama Alam Bawah Laut Pulau Tikus



Pemerintah provinsi (Pemprov) Bengkulu menawarkan, keindahan panorama alam bawa laut, terutama di sekitar Pulau Tikus, pada wisatawan.

“Di bawah perairan sekitar Pulau Tikus terdapat panorama alam laut yang indah, ini sangat cocok bagi wisatawan yang senang menyelam,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Periwisata Provinsi Bengkulu, Edi Nevian di Bengkulu, Jumat.

Selain itu, Pulau Tikus juga sangat cocok dikunjungi oleh para wisatawan yang suka memancing, karena di sekitarkan terdapat batu-batu karang yang dihuni berbagai jenis ikan.

Pulau tikus merupakan pulau karang kecil yang terletak di sebelah barat Kota Bengkulu.

Perjalanan menunju obyek wisata itu bisa ditempuh selama 30 menit dari Pantai Tapak Padri Kota Bengkulu dengan menggunakan kapal nelayan, ujar Edi Nevian.

Para nelayan setempat selain menyediakan kapal untuk disewa juga siap menjadi pemandu para wisatawan yang berkunjung ke Pulau Tikus.

Pada masa lalu, Pulau Tikus merupakan tempat kapal-kapal berlabuh untuk berlindung dari hantaman badai ombak laut Samudera Indonesia.

Luas pulau tersebut sekitar 60 kali 100 meter. Di pulau tersebut juga terdapat menara mercusuar.

Pulau Tikus merupakan salah satu obyek yang telah diprogramkan untuk dikelola dan dijadikan obyek andalan untuk menarik wisatawan terutama yang senang dengan panorama dasar laut, selam dan memancing.

Di Provinsi Bengkulu, terdapat 80 obyek wisata yang terindentifikasi dan memiliki kekhasan. Dari jumlah itu sebanyak 14 di antaranya merupakan pantai, delapan tirta (air), 22 tempat bersejarah dan 36 panorama alam.

Rantai sejarah yang Hilang dari Situs Benteng Kuto Aur

Ragam Bengkulu Hari ini,
Blog berisikan konten Budaya Bengkulu, Sejarah Bengkulu, Kesenian Bengkulu, Dan Wisata Bengkulu.
Benteng kuto Aur adalah sebuah Situs cagar budaya berlatar belakang sejarah penjajahan Jepang di Indonesia. Letak situs Benteng kuto aur ini berada di desa Tebat monok lamo, sebuah desa di daerah Tebat monok, kabupaten Kepahiang Propinsi Bengkulu, Indonesia.

Cagar budaya ini bisa dijangkau dengan transportasi mobil, rute dari Kota Bengkulu anda harus menempuh 2 jam perjalanan ke kabupaten Kepahiang, dilanjutkan menuju desa tebat monok yang berjarak 5 menit dari kota kepahiang, kemudian anda musti menuju simpang kelilik yang berjarak 5 menit dari tebat monok tersebut.
Areal situs Benteng kuto aur ini memang hanya tinggal cerita sejarah saja, karena bentuk fisik situs ini sendiri telah lama "dirusak" . kenapa saya katakan dirusak? karena situs ini memang hanya berupa lahan yang dikelilingi oleh aur atau bambu berduri (thorny bamboo) yang fungsinya pada jaman penjajahan Jepang sebagai tempat perlindungan jikalau tentara Jepang memasuki desa tersebut.
Menurut tokoh adat dan para tetua desa tersebut, bambu yang berjumlah ribuan ini sangatlah rapat, dan kuat sehingga tentara Jepang tidak pernah berhasil menembus pagar bambu hidup tersebut hanya warga sekitar saja yang tahu jalan masuk melewati sela-sela bambu yang penuh dengan duri di batang dan ruas bambu tersebut. cagar budaya ini musnah dikarenakan ketidak tahuan pemilik lahan yang telah turun temurun dan acap berganti pemilik ini akan pentingnya arti situs benteng kuto aur ini.
Berdasarkan informasi yang penulis terima, Bambu-bambu tersebut berjumlah sangat banyak dan berduri, hal ini menyebabkan pemilik lahan memusnahkan bambu-bambu tersebut puluhan tahun yang lalu jauh sebelum UU no 5 thn 1992 ada. akhirnya berdasarkan berbagai informasi, penulis memutuskan untuk mengilustrasikan situs benteng kuto aur ini kedalam sebuah gambar.